Tulisan ini ingin menyumbangkan ide tentang ”Inovasi Kertas dari Serat Bambu Air (Thypa Angustifolia)”. Sumbangan
pemikiran ini beranjak dari sebuah realita di lapangan bahwa seiring
dengan perkembangan zaman dan teknologi kebutuhan akan kertas terus
meningkat seperti kertas yang biasa digunakan dalam perkatoran,
sekolah-sekolah, perusahaan-perusahaan dan lain-lain. Kertas merupakan
sesuatu yang tidak asing lagi bagi masyarakat Indonesia dengan segala
aktivitas kesehariannya. Pada umumnya produksi kertas di Indonesia,
bahan bakunya bersumber dari serat pohon pinus dan serat pisang abaka.
Namun kedua tanaman ini membutuhkan perawatan yang khusus dan waktu
pembudidayaan lebih cukup lama agar diperoleh kualitas serat yang
bagus, sedangkan di satu sisi kebutuhan akan kertas terus meningkat
dengan pesat sehingga terjadi eksploitasi hutan secara besar-besaran.
Beberapa dampak negatif yang ditimbulkan dari eksploitasi hutan
industri secara besar-besaran adalah terjadinya tanah longsor pada
musim hujan dan terjadi kekeringan pada musim kemarau, sumber air tanah
berkurang, serta terjadi pemanasan Global (Global Warming).
Untuk
mengatasi masalah tersebut, maka perlu dicarikan bahan baku alternatif
kertas yang kualitas seratnya tidak jauh berbeda dengan serat pohon
pinus maupun serat pisang abaka. Salah satu tanaman alternatif yang
bisa digunakan sebagai bahan baku kertas adalah dengan memanfaatkan
serat dari tanaman bambu air. Bambu air merupakan rumput liar
(tanaman gulma) yang tumbuh dengan cepat di lahan–lahan basah, ladang,
dan persawahan di Indonesia. Biasanya tanaman ini dibakar oleh para
petani sebelum memulai menggarap lahan pertaniannya. Ada beberapa alasan menggunakan serat bambu air (Thypa angiosfolia)
menjadi bahan baku kertas diantaranya: pertama, keberadaan tanaman ini
cukup melimpah di Indonesia khususnya di lahan basah; kedua, kerusakan
hutan di Indonesia dan dunia semakin memperihatinkan karena sebagian
kayunya digunakan sebagai bahan baku kertas; ketiga, tanaman
ini memiliki keistimewaan pada batang dan daun yaitu seratnya halus,
panjang dan kuat sehingga baik untuk bahan baku industri pembuatan
kertas; dan keempat, tidak merusak lingkungan dan biaya yang diperlukan
relatif murah.
Tujuan
dari tulisan ini antara lain mendeskripsikan potensi tanaman bambu air
sebagai bahan baku kertas; mengetahui pemafaatan bambu air (Thypa angustifolia) selama ini oleh masyarakat; menganalisis hubungan pemanfaatan serat bambu air (Thypa angustifolia) menjadi kertas bisa dengan laju kerusakan hutan di Indonesia; dan mendeskripsikan teknik pembuatan kertas dari serat bambu air (Thypa angustifolia).
Adapun
metode yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah melalui metode
Studi Pustaka (Literatur), dan penelusuran data dan informasi melalui
internet, observasi dan wawancara ke lapangan dengan mendatangi salah
satu daerah yang memiliki persebaran tanaman bambu air yang dekat
dengan tempat penulis yaitu di danau tamblingan, Singaraja (tanggal 23
Desember 2007), kemudian data yang diperoleh dianalisis secara
deskriptif. Ada beberapa tahap dalam penyusunan karya tulis ini yakni
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir.
Dari dari hasil analisis data di atas dapat ditarik beberapa simpulan diantaranya: Tanaman bambu air (Thypa angustifolia) berpotensi sebagai bahan baku kertas; Selama ini bambu air (Thypa angustifolia)
sebagian kecil dimanfaatkan sebagai tanaman hias oleh masyarakat,
sebagian dibakar oleh para petani terutama yang tumbuh di areal
pertanian dan sebagian besar tumbuh liar; Adanya hubungan antara
pemanfaatan serat bambu air menjadi kertas dengan laju kerusakan hutan
di Indonesia; Teknik pembuatan kertas dari serat bambu air bisa dilakukan dengan menggunakan soda api (NaOH). Rekomendasi yang diajukan adalah masyarakat
dan pemerintah Indonesia seharusnya lebih mengoptimalkan pemanfaatan
bambu air menjadi suatu barang dan jasa agar lebih bernilai ekonomis
salah satunya menjadi kertas.
0 komentar:
Posting Komentar